Pengalaman Sungai Kerit

Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya: “Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.” Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu. – (1 Raja-raja 17:1-6)

Dini hari tadi di waktu jam doa pribadi saya, Tuhan memberi kalimat; “Elia di Sungai Kerit.” Tidak ada penjelasan, keterangan apa yang dimaksudkanNya. Kadang ketika Roh Kudus hendak mengajari saya sesuatu Dia sering memberi beberapa kalimat yang menjadi inti apa yang Dia ingin sampaikan kepada saya atau gerakan saya untuk menulis atau menyampaikannya kepada orang tertentu atau dalam pelayanan pemberitaan firman. Ada juga saat saya hanya diberi satu kata atau satu kalimat, dan baru mendapat penjelasannya ketika saya sedang menulis atau sedang khotbah di mimbar. Sampai jam 12 siang saya renungkan dan menunggu tambahan penjelasan apa yang Dia ingin sampaikan kepada saya untuk saya tulis. Akhirnya saya ambil keputusan untuk menulisnya walau hanya diberikan satu kalimat pendek saja. Elia di Sungai Kerit.

Di dalam bahasa kita sungai tidak dibedakan berdasarkan memiliki mata air atau sumber air di hulu atau hanya ada aliran di musim tertentu yang berasal dari air hujan, salju yang mencair. Pokoknya sungai gitu dah. Tetapi di dalam bahasa Inggris river dibedakan dari brook. Jordan River (sungai Yordan) tidak ditulis Jordan Brook, karena sungai Yordan di hulu ada ada sumber air yang diperoleh dari salju yang mencair di gunung Hermon, di bagian utara Israel berbatasan dengan Suriah. Kalau tour ke Israel bisa minta program naik cable car ke gunung Hermon melewati dataran tinggi Golan dan kota Banias dan pemukiman orang Druze. Sementara brook adalah sungai kecil yang ada aliran air hanya pada musim tertentu saja karena tidak memiliki sumber air/mata air.

Ada hal yang menarik kalau kita perhatikan bahwa Elia setelah menyampaikan nubuatan kepada Ahab, raja Israel, kemudian diperintah Tuhan untuk menyembunyikan diri di sungai Kerit yang jelas-jelas adalah “sungai musiman” yang mudah kering. Terlepas dari di mana lokasi akurat dari sungai Kerit yang masih banyak dipertentangan para ahli, dalam salah satu tur saya ke Israel, dalam perjalanan dari bandara di Amman ke jembatan Allenby, guide Yordania yang saya ingat hanya nama belakangnya, Malak, menerangkan bahwa sungai Kerit itu ada di wilayah Yordania dekat perbatasan dengan Israel.

Kerit berasal dari bahasa Ibrani “kherit” yang berarti memutuskan, menebang, mengukir, pemotongan, pemisahan, aliran air di musim dingin. Elia setelah dipakai bernubuat langsung harus bersembunyi, bukan bernubuat makin banyak. Ia juga tidak langsung dipromosikan Tuhan untuk bernubuat ke raja-raja lain di jaman itu, seperti ke raja Sidon, Raja Israel atau raja-raja lain yang menjadi tetangga Israel jaman itu. Walau catatan Alkitab pertama kali muncul ia langsung bernubuat kepada raja Ahab. Permulaan pelayanan yang luar biasa, bernubuat bukan kepada orang biasa, tetapi raja Israel.

Bagi kita orang percaya di Indonesia nabi Elia mungkin kita anggap sejajar dengan nabi-nabi lain yang tercatat di Alkitab. Tetapi bagi bangsa Israel nabi Elia adalah salah satu dari dua nabi utama agama Yahudi, selain nabi Musa. Di acara inisiasi Bar Mitzvah untuk anak yang masuk akil balik ada kursi yang di sebut kursi Elia, dan Tuhan Yesus juga pernah menyinggung tentang kursi Musa (Matius 23:2). Musa adalah pendiri agama Yahudi dan Elia adalah penyelamat agama Yahudi dari penghancuran oleh penyembahan berhala. Dan Matius 17:3 mencatat yang datang menemui Tuhan Yesus adalah Musa dan Elia, bukan nabi Yesaya yang banyak menubuatkan penderitaan yang akan dialami Kristus, atau nabi Daniel yang banyak mendapat penglihatan tentang jaman akhir.

Kalau kita lihat dari sisi lain, yang dikatakanya bukanlah nubuatan populer yang langsung akan diaminkan dan disambut gegap gempita dan akan dicari-cari untuk minta nubuatan baru: tentang berkat, kemakmuran, kesuksesan, kelimpahan, kemenangan, terobosan, promosi yang akan membuat dia dihormati raja Ahab, dan akan mendapat banyak privilege dan keuntungan. Tetapi nubuatan tentang masa kekeringan selama tiga tahun yang tentu saja merupakan “kabar buruk” yang sama sekali tidak populer dan tidak diharapkan Ahab.

Dengan menyampaikan “nubuat yang tidak diharapkan” kepada Ahab, Elia menunjukkan kualitas rohani yang luar biasa. Ketaatan dan keberanian untuk menyampaikan apapun yang diperintahkan dan kepada siapapun tanpa memandang muka. Bukankah banyak orang yang punya karunia nubuat tergoda untuk hanya menyampaikan hal-hal yang indah dan meyenangkan kepada orang-orang yang kaya dan berkuasa? Karena itu akan membuat mereka disukai, dihormati, dan diberkati melimpah oleh orang-orang itu? Saya melihat kalau orang-orang yang menubuatkan akan dipromosikan Tuhan, akan dapat suami kaya raya, dapat rumah mewah, mobil built up,usaha yang besar, terobosan, kekayaan, keinginan akan tercapai, rencana akan berhasil, diantri ratusan orang berjam-jam yang akan rela berdiri berbaris untuk mendapat nubuatan. Sementara kalau menyampaikan teguran dan pengajaran pasti dihindari dan dijauhi umat. Elia menunjukkan kualitas dan mentalitas menyenangkan Tuhan, bukan menyenangkan manusia. Dibutuhkan penyangkalan diri yang kuat dan dan keberanian mengambil resiko dan meninggalkan zona nyaman. Ambisi dan obsesi untuk diterima, disenangi, dihargai dan jadi populer, tenar dan kaya lewat pelayanan yang populer ditebang dan diputuskan.

Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
“Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.” Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. – (1 Raja-raja 17:2–5)

Banyak orang yang mulai bergerak di bidang pelayanan nubuat berharap dengan memiliki salah satu karunia utama (1 Korintus 14:1), maka mereka akan terus naik makin tinggi, makin banyak pelayanan, makin banyak keliling negara-negara, dan makin kaya raya. Padahal jalan promosi Tuhan tidak seperti itu. Elia menyampaikan nubuat kepada Ahab, karena ia percaya Tuhan pasti akan melakukan apa yang Dia sampaikan lewat hamba-hambaNya yang benar. Tetapi dibutuhkan tingkat percaya yang lebih lagi, melampaui akal pikiran, intelegensia, kemampuan analisa manusia untuk siap melakukan tugas-tugas pelayanan yang Tuhan sudah siapkan. Bagaimana Tuhan bisa mempercayakan tugas kepada orang yang tidak mempercayai Dia?

Tuhan tidak menyuruhnya bersembunyi di tepi sungai Yordan yang akan menjamin ketersediaan kebutuhan akan air setiap saat, tetapi sungai musiman, Kerit. Bukankah sering kita merasa kita lebih cerdas, lebih pandai dari Tuhan? Jalan-jalan Tuhan dan rencanaNya rasanya kalah dari jalan-jalan yang kita susun dalam angan-angan menurut kecerdasan dan analisa manusiawi kita? Tuhan, kan lebih baik kalau begini, Tuhan, kan lebih cepat kalau begitu, Tuhan aku akan akan lebih bahagia kalau begono. Kesombongan Lucifer yang ingin menyaingi Tuhan, merasa sejajar dengan Tuhan, sering masih ada dalam diri kita, yang membuktikan sebelum kita diadopsi Tuhan, kita adalah anak-anaknya (Yohanes 8:44). Maka setelah kita jadi anakNya, Dia ingin mengganti DNA kita dengan DNA Kristus.

Elia tidak mempertanyakan, mendebat, mengusulkan pendapatnya sendiri kepada Tuhan. Walau faktanya di tepi sungai Yordan akan lebih aman menghadapi kekeringan yang mulai terjadi. Di awal panggilan sayapun pernah mengatakan kepada Tuhan, biar jadi pengusaha saja daripada jadi hambaMu. Dengan jadi pengusaha saya bisa kasih makan banyak orang, daripada jadi hambaMu yang minta makan kepada banyak orang. Elia taat akan perintah dan tuntunan Tuhan. Tidak banyak cingcong, komentar,usul, ide, kepada Tuhan. Stop keminter.

Pertengahan tahun 2000 saya beberapa kali mengisi pelayanan firman di persekutuan di daerah Simprug yang merupakan persekutuan generasi ke-dua dari beberapa konglomerat Indonesia. Pernah suatu ketika saya menerima telpon dari salah satu yang aktif di sana. Dia minta didoakan karena semua usahanya hancur, asset-assetnya lepas dari tangannya. Sementara dia cerita, Roh Kudus berkata; “Tanya dia tentang 5 tahun lalu.” Setelah dia selesai bercerita saya kemudian bertanya kepadanya tentang apa yang dia ingat tentang 5 tahun yang lalu. Suara yang mulanya sedih menjadi bersemangat lagi. Dia katakan 5 tahun lalu dia banyak diundang pelayanan di gereja-gereja. Dia ajarkan kalau menghadap Tuhan itu harus seperti pengusaha menghadap pejabat, bawa proposal mau buat proyek ini-itu. Sampaikan semua yang kita mau kerjakan kepada Tuhan. Dengan penuh semangat dia menceritakan kekacauan yang dia buat. Roh Kudus katakan; “Karena itulah Aku memukul dia.” Saya kemudian jelaskan karena dia mengajarkan seperti itu maka dia dipukul Tuhan. Dia sudah memperlakukan Tuhan cuma sebagai tukang stempel; setuju, ok, Aku akan berkati. Tanpa menanyakan kehendak Tuhan atas apa yang dia mau kerjakan. Main yakin,imani, percaya pasti diberkati. Beriman dan mengimani adalah dua hal yang berasal dari akar kata yang sama, tetapi akar rohaninya berbeda langit bumi. Beriman percaya pada firman, janji spesifik (nubuat dll) yang kita terima. Sementara mengimani bisa main comot ayat yang dicocok-cocokan dengan kepentingan dan keinginan kita kemudian diklaim, dideklarasikan akan terjadi. Ikut Tuhan tidak usah kebanyakan usul, seakan Tuhan tidak punya rencana, tidak tahu apa yang Dia harus kerjakan dalam kita dan lewat kita. Dia sudah punya rencana detail dalam hidup kita sejak kita dari kandungan (Mazmur 139:16).

Elis disuruh bersembunyi. Dalam satu periode panggilan pelayanan saya pernah mencapai puncak pencapaian luar biasa, yaitu ditolak dan dimusuhi demikian banyak orang/pengurus/pimpinan tempat ibadah yang tidak etis kalau saya paparkan di sini. Jadwal pelayanan habis, kosong melompong, hari-hari dilewati tanpa kegiatan pelayanan. Dalam doa saya katakan Tuhan, saya sudah tidak ada pelayanan, saya mau kembali kerja saja. Tuhan menjawab; “Manusia menolak kamu, tetapi Aku Tuhan yang memanggil kamu, memakai kamu.” Lha, ndak ada jadwal pelayanan, gimana dipakai Tuhan? Bingung saya. Dipanggil dan dipakai Tuhan, tapi tidak ada jadwal pelayanan sama sekali. Dipakainya kayak apa? Yang ajaib pelayanan tidak ada, tapi berkat tetap Dia kirim. Berkat anak soleh. Inilah periode sembunyi di tepi sungai Kerit.

Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana. – (1 Raja- raja 17:4)

Mari kita renungkan sejenak kalimat di atas. Kita tahu sungai Kerit adalah sungai musiman, ada air mengalir kalau hujan. Pernah memperhatikan air sungai waktu hujan? Bersih? Jernih? Tentu saja berlumpur. Masih mau percaya Tuhan baik? Apa Tuhan tidak keliru menyuruh sembunyi di sini? Memangnya tidak ada sungai lain yang lebih baik? Masih bisa bersyukur kalau dibawa dalam kondisi seperti ini? Tuhan mengadakan pemisahan antara para nabi Baal yang dipelihara Izebel, hidup kelimpahan, makan mewah, semua terjamin dengan hamba Tuhan sejati yang siap dan rela menghadapi segala keadaan. Tuhan memerintah burung gagak untuk memelihara Elia. Ia sanggup memelihara hamba-hambaNya dengan cara yang ajaib. Yang melayani Tuhan harus berharap kepada Tuhan bukan berharap kepada yang dilayani. Diberikan apapun oleh Tuhan terima, jangan terlalu banyak keinginan dan tuntutan.

Ayat tentang burung gagak bisa diplesetkan oleh orang-orang untuk menyindir jemaat supaya memberi lebih banyak lagi dengan membandingkan jemaat dengan burung gagak. Burung gagak aja bisa memberi Elia roti dan daging dua kali sehari, kalian jemaat yang pengusaha koq hanya memberi tulang (persembahan ala kadar, mobil LCC) ke hamba Tuhan, itupun sebulan sekali. Jangan mau kalah dari gagak berikan yang istimewa (mobil, rumah mewah, apartemen di Orchard Road). Hehehe. Yang plesetkan ayat tentang burung gagak untuk mendapatkan keuntungan pribadi hatinya pasti lebih hitam dari bulu gagak. For sure, kata orang bule.

Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu. Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” – (1 Raja-raja 17:7–9)

Elia tidak panik ketika air mulai mengering, tidak mengungsi, pindah cari lokasi lain yang airnya banyak. Dia tidak pakai otaknya mengatasi keadaan, tetapi dia pakai imannya menghadapi kenyataan. Dia menunggu perintah Tuhan selanjutnya. Di masa pandemi banyak jadwal ibadah, jadwal pelayanan yang tidak bisa dilakukan, sehingga persembahan, pemasukan dana mengering kemudian orang beralih ke zoom atau youtube untuk membuat content, ibadah online dan anehnya tiap beberapa menit menampilkan running text dengan nomer rekening bank dan mengingatkan jemaat akan persembahan dan persembahan. Banyak yang terang-terangan bukan menguatirkan rohani jemaat tapi mengkuatirkan pemasukan yang menurun. Sehingga bisa memberi kesan tujuan utama ibadah online, lewat zoom cuma jadi alasan, menutupi tujuan utamanya. Sering Getsemani diplesetkan menjadi get some money. Bisa jadi banyak content di youtube dibuat dengan harapan ada aliran dana lewat iklan sebagai content creator. Tetapi tentu saja masih sangat banyak yang bertujuan murni bukan semata-mata money oriented. Ada banyak yang memang ingin menguatkan jemaat dan memelihara rohani orang percaya dalam kondisi seperti ini. Walau firman Tuhan dengan jelas katakan di antara orang-orang Israel yang keluar dari Mesir menuju Kanaan ada orang-orang bajingan yang mempengaruh orang Israel untuk tidak bisa bersyukur atas pemeliharaan Tuhan tapi menuntut makan daging (Bilangan 11:4).

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan – (Yesaya 30:15)

Ketika sungai Kerit kering barulah Tuhan memerintahkan langkah selanjutnya kepada Elia. Bisa dibayangkan kalau kita melihat sungai Kerit semakin mengering sementara belum ada mujizat dari Tuhan tuk kirim air. Makan roti dan daging tanpa minum air bisa keselek, dan mati karena sufokasi. Kenapa Tuhan beri kesehatan tapi tidak beri uang? Mengapa Tuhan luputkan dari covid-19 tapi tidak mengeluarkan aku dari pergumulanku? Tuhan pelihara kami untuk kebutuhan sehari-hari tapi belum berikan rumah? Tuhan berikan pekerjaan tapi belum berikan mobil, jodoh, dll?

Ketika sungai Kerit kering bukankah Dia bisa melakukan mujizat seperti waktu Dia memberikan minum umatNya dari bukit batu (Bilangan 20:1)? Di sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa Tuhan ingin umatnya, hambaNya mentaati Dia bukan memerintah Dia. Elia diperintahkan ke Sarfat dan Tuhan menyuruh seorang janda yang hanya memiliki porsi terakhir dari bahan makanannya untuk dibagi dengan Elia. Elia disuruh ke Sarfat di wilayah Sidon hanya untuk mendapatkan sepotong roti bundar kecil. Tuhan bisa memakai janda Sarfat yang bukan orang pecaya, dan dalam kondisi stok porsi terakhir untuk memberi makan Elia. Jangan membatasi kuasa Tuhan, jangan memandang muka, jangan pelayanan dengan target hanya orang kaya. Hamba hanya melakukan kehendak tuannya dan tidak bisa pilih-pilih yang dilayani.

Tuhan mengukir di hati Elia bahwa keberanian, ketaatan, iman percaya dan jerih payah perjalanan jauhnya bukan untuk menerima berkat-berkat yang luar biasa, tetapi untuk tetap melakukan kehendak Tuhan yaitu menolong janda Sarfat. Terukir sikap dan sifat hamba yang terus terjaga sampai akhir hidupnya. Jangan di awal pelayanan menjadi hamba Tuhan dan ketika sukses berkelakuan menjadi tuan terhadap Tuhan. Waktu kismin, melarat, belum sukses, mau diatur Tuhan; waktu tenar mau ngatur Tuhan. Setelah semua ini Elia siap untuk tugas pelayanan yang lebih lagi.

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. – (Ibrani 12:11)

Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. – (Amsal 19:20)